Tips Wawancara Beasiswa LPDP
Daftar Isi
Di tulisan saya sebelumnya, saya sudah membahas banyak tentang syarat administrasi secara umum agar bisa lolos beasiswa, baik itu beasiswa dalam negeri maupun luar negeri. Nah, kali ini saya akan coba berbagi pengalaman tentang wawancara beasiswa ketika kita sudah lolos seleksi administrasi.
Proses penentu selanjutnya ketika kalian telah lolos seleksi administrasi pada proses seleksi beasiswa adalah seleksi wawancara.
Banyak yang kemudian bertanya-tanya, apa sih yang kita butuhkan dan persiapkan agar kita bisa lolos proses seleksi wawancara? Dan bagaimana seharusnya kita bersikap ketika berada di depan pewawancara?
Untuk memberikan kalian gambaran tentang pertanyaan di atas, saya akan coba berbagi pengalaman seleksi wawancara yang saya lalui ketika mendaftar beasiswa LPDP.
Ketika Persiapan Berkas
Menurut saya pribadi, persiapan seleksi wawancara tidak dipersiapkan setelah lolos seleksi berkas atau administrasi. Seharusnya, persiapan seleksi wawancara harus sudah kalian persiapkan bersamaan dengan persiapan administrasi atau berkas.
Mengapa demikian? Karena dari pengalaman saya pribadi dan teman-teman saya yang juga telah melalui proses seleksi wawancara, tidak sedikit pertanyaan-pertanyaan yang muncul itu berkaitan dengan berkas-berkas yang kita masukkan dalam proses seleksi berkas.
Contohnya, pada selesi berkas LPDP kita diminta untuk membuat beberapa esai; sukses terbesar dalam hidupku, peranku bagi Indonesia, study plan/future plan.
Nah, kebanyakan pertanyaan-pertanyaan pewawancara itu berasal dari tulisan-tulisan yang kita buat ini. Maka dari itu pada saat mempersiapkan esai-esai ini, kalian sudah harus memahami betul apa yang kalian tulis dan paparkan dalam tulisan yang kalian buat.
Karena ketika kalian tidak paham dengan isi tulisan yang telah kalian buat, maka hal itu bisa memberikan penilaian negatif kepada kalian.
Selain itu, dari awal sebaiknya kalian menyadari bahwa berkas-berkas yang kalian persiapkan itu harus betul-betul jujur dan murni dari kalian, tidak dibuatkan atau dipersiapkan oleh orang lain. Seperti contohnya esai-esai tadi dan juga sertifikat kemampuan berbahasa inggris.
1) Penulisan esai
Untuk penulisan esai. Kalian sebaiknya menulisnya secara jujur dan apa adanya. Kadang karena mau membuat impresi yang tinggi tentang diri kita kepada penyeleksi beasiswa, kita kadang kala menuliskan sesuatu yang berlebihan dan dibuat-buat.
Dan menurut saya hal ini akan menyusahkan diri kita sendiri di kemudian hari, terutama pada saat proses wawancara. Karena dari pengalaman saya, ketika kita berada di depan pewawancara, perbedaan antara hal yang benar adanya dan yang dibuat-buat itu akan mudah terbaca oleh pewawancara ketika menanyakan hal-hal terkait tulisan kita, dan ini bisa menjadi penilaian yang sangat besar.
Maka dari itu buatlah esai kalian sejujur mungkin dan apa adanya. Tetap tonjolkan apa yang menjadi kelebihan kalian, tapi hindari berlebihan dalam mendeskripsikannya, dan jangan pernah berbohong dalam tulisan kalian hanya untuk membangun impresi yang bagus. Karena pada akhirnya, kebohongan kalian pasti akan terbaca.
2) Sertifikat kemampuan berbahasa inggris
Untuk sertifikat kemampuan berbahasa inggris. Banyak orang yang menggunakan cara cepat untuk bisa mendapatkan sertifikat kemampuan berbahasa inggris mereka, contohnya IELTS atau TOEFL. Ada banyak kasus yang terjadi dimana mereka menggunakan joki atau bahkan membeli sertifikat kemampuan berbahasa inggris tersebut tanpa mengikuti tesnya.
Saya pribadi berpikir bahwa hal-hal seperti ini tidak mungkin lagi ada di jaman sekarang ini. Tapi ternyata, kasus seperti masih terjadi. Dan saya pada beberapa kesempatan melihat sendiri beberapa lembaga bimbingan belajar bahasa yang menawarkan sertifikat kemampuan berbahasa inggris ini.
Nah, sebaiknya kalian jangan ikut-ikutan untuk menggunakan cara pintas ini untuk bisa mendapatkan sertifikat TOEFL atau IELTS agar bisa lolos seleksi administrasi beasiswa. Karena pada saat wawancara, kemampuan berbahasa inggris kalian kemungkinan besar akan dievaluasi oleh pewawancara dengan mengajak kalian berbasa inggris.
Dan mereka akan dengan mudah mengetahui gap antara kemampuan kalian dengan nilai yang tertera di atas sertifikat TOEFL/IELTS kalian.
Sebelum wawancara
Selanjutnya ada beberapa hal yang menurut saya perlu kalian persiapkan sebelum hari wawancara kalian.
Perlu kalian pahami bahwa pada saat wawancara kamu akan diminta untuk menjelaskan kemampuan, pengalaman dan kelebihan yang kamu miliki seinformatif mungkin dalam waktu yang singkat, intinya singkat padat dan jelas.
Hal ini terdengar sederhana namun mampu membuat kalian merasa cemas, gugup dan deg-degan jika tidak mempersiapkan diri kalian dengan baik. Berikut adalah hal-hal yang menurut saya perlu kalian persiapkan sebelum hari wawancara.
1) Persiapkan dokumen pendukung
Sebelum seleksi wawancara sebaiknya kalian telah mempersiapkan CV dan portofolio yang telah kalian masukkan pada saat seleksi berkas dan dokumen pendukung lainnya.
Sebagai contoh, pada CV yang kalian submit ada keterangan bahwa kalian pernah mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan atau atau berpartisipasi sebagai volunter di sebuah event sosial, maka sebaiknya kalian membawa dokumen pendukung seperti SK atau sertifikat untuk memperkuat dan sebagai bukti bahwa yang kalian tulis adalah benar adanya.
2) Pahami jurusan, universitas, negara yang dituju
Hal ini sangat penting agar pewawancara bisa melihat kesungguhan dan kesiapan kalian dalam mendaftar beasiswa. Dan itu dapat terlihat dari kemampuan kalian untuk menjelaskan ataupun mengetahui secara detail jurusan, universitas atau negara yang menjadi taget kalian.
Maka dari itu, sebelum kalian wawancara, usahakan kalian telah membaca dan memahami dengan baikjurusan, universitas atau negara yang kalian tuju.
3) Cari tahu pertanyaan yang mungkin muncul
Sebelum wawancara cari tahu pertanyaan-pertanyaan apa saja yang kemungkinan muncul. kalian dapat melakukan ini dengan bertanya kepada orang-orang yang punya pengalaman wawancara beasiswa sebelumnya, atau kalian bisa googling list pertanyaan yang kemungkinan akan muncul saat wawancara.
Pada saat wawancara
Nah, pada saat wawancara usahakan kalian melakukan hal-hal berikut ini agar kalian bisa tampil lebih percaya diri dan mengurasi rasa cemas atau deg-degan kalian ketika berhadapan dengan pewawancara.
1) Datang tepat waktu
Datang tepat waktu bukan hanya menunjukkan kedisiplinan kalian, tapi dengan bisa datang tepat waktu kalian akan punya waktu untuk mempersiapkan mental sebelum melangkah masuk keruang wawancara.
Usahakan kalian datang paling lambat 15 menit sebelum wawancara dimulai. Waktu ini bisa kalian manfaatkan untuk ngobrol dan menghangatkan suasana dengan peserta wawancara lainnya.
2) Berpakaian sopan
Banyak yang berkata bahwa jangan menilai seseorang dari tampilannya. Tapi sayangnnya in itidak berlaku dalam proses wawancara. Walau bagaimanapun, hal pertama yang akan dilihat oleh pewawancara adalah penampilan kalian.
Dan Penampilan kalian adalah amunisi lain yang dapat menunjang CV dan portfolio yang sudah kalian persiapkan.
Walaupun bukan sebagai penentu kelulusan, tapi penampilan kalian akan memiliki pengaruh kepada pewawancara dalam menilai kalian.
3) Body language
Gestur tubuh dapat menjadi sinyal atau tanda seberapa besar kepercayaan diri kalian di hadapan pewawancara.
Kemudian eye contact. Jangan lupa melakukan eye contact pada pewawancara baik pada saat berjabatan tangan ataupun pada saat berbicara dan menjawab pertanyaan mereka.
Kemudian usahakan kalian tidak melakukan gerakan-gerakan yang dapat memperlihatkan kalau kalian gugup. Contohnya, mengetuk-ngetuk meja, menggoyang-goyangkan kaki atau memainkan pulpen.
4) Berani berkata tidak tahu
Pada dasarnya yang ingin saya katakan adalah, jujurlah dalam menjawab pertanyaan pewawancara. Banyak orang yang kemudian berbohong hanya untuk memberikan impresi bahwa mereka bisa melakukan segalanya agar bisa di terima.
Pewawancara akan lebih menghargai kalian jika kalian jujur dalam mendeskripsikan diri atau menjawab pertanyaan mereka. Contohnya, pada CV yang kalian masukkan, kalian hanya ikut satu atau dua kegiatan sosial, dan kemudian pewawancara menanyakan hal tersebut.
Jawablah dengan jujur apa alasan kalian sehingga sampai saat ini baru mengikuti dua kegiatan sosial, apakah karena kesibukan belajar, karena faktor keluarga dan lain sebagainya.
Kemudian berani berkata bahwa kalian tidak tahu. Pada beberapa pengalaman, pewawancara akan bertanya tentang kemampuan atau sesuatu yang mungkin bisa kita lakukan. Ketika pertanyaan seperti ini muncul, saran saya jawab dengan jujur apakah kalian bisa atau tidak.
Contohnya, pewawancara bertanya tentang kemampuan public speaking kalian, karena itu ada kaitannya dengan jurusan yang kalian ambil. Ketika kalian merasa bahwa public speaking kalian belum terlalu bagus, jawablah dengan jujur, public speaking saya belum telalu bagus, tapi masih ada ruang bagi saya untuk berkembang.
Jangan sampai ketika kalian menjawab kalian sangat baik dalam hal public speaking, lalu pewawancara meminta bukti, kalian kewalahan untuk memberikan bukti.